Sesuai
dengan klasifikasinya, maka setiap media pembelajaranmempunyai karakteristik
sendiri-sendiri. Karakteristik tersebut dapat dilihatmenurut kemampuan media
pembelajaran untuk membangkitkan rangsanganindera penglihatan, pendengaran,
perabaan, pengecapan, maupun pembauan/penciuman. Media pembelajaran
seperti yang telah dijelaskan diatas, berdasarkan tujuan praktis yang akan
dicapai dapat dibedakan menjaditiga kelompok.
a)
Media Grafis
Media grafis
adalah suatu jenis media yang menuangkan pesan yangakan disampaikan dalam
bentuk simbol-simbol komunikasi verbal. Simbol-simbol tersebut artinya perlu
difahami dengan benar, agar proses penyampaian pesannya dapat berhasil
dengan balk dan efisien. Selain fungsitersebut secara khusus, grafis berfungsi
untuk menarik perhatian, memperjelassajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi
fakta yang mungkin akan cepatterlupakan bila tidak digrafiskan (divisualkan).
Bentuk-bentuk media grafisantara lain adalah:
·
gambar foto,
·
sketsa,
·
diagram,
·
bagan/chart,
·
grafik,
·
kartun,
·
poster,
·
peta,
·
papan flannel, dan
·
papan buletin.
b)
Media Audio
Media audio
berkaitan dengan indera pendengaran. Pesan yangdisampaikan melalui media audio
dituangkan ke dalam lambang-lambangauditif, balk verbal maupun non-verbal.
Bebarapa media yang dapatdimasukkan ke dalam kelompok media audio antara lain:
·
radio, dan
·
alat perekam pita magnetik, alat
perekam pita kaset.
c)
Media Projeksi
Media
projeksi diam memiliki persamaan dengan media grafis, dalamart dapat menyajikan
rangsangan-rangsangan visual. Bahan-bahan grafis banyak digunakan juga
dalam media projeksi diam. Media projeksi gerak, pembuatannya juga
memerlukan bahan-bahan grafis, misalnya untuk lembar peraga
(captions). Dengan menggunakan perangkat komputer (multi media),rekayasa
projeksi gerak lebih dapat bervariasi, dan dapat dikerjakan
hampir keseluruhannya menggunakan perangkat komputer. Untuk mengajarkan
skill(keterampilan motorik) projeksi gerak mempunyai banyak kelebihan
di bandingkan dengan projeksi diam. Beberap media projeksi antara lain
adalah:
·
Film Bingkai,
·
Film rangkai,
·
Film gelang (loop),
·
Filmtransparansi,
·
Film gerak 8 mm, 16 mm, 32 mm, dan
·
Televisi danVideo.
Menurut Arsyad (2005),
setiap media pembelajaran memiliki karakteristik
tertentu, yang dikaitkan atau dilihat dari berbagai segi. Misalnya, Schramm
melihat karakteristik media dari segi ekonomisnya,
lingkup sasaran yang dapat diliput, dan
kemudahan kontrolnya oleh pemakai (Sadiman, dkk, 1990). Karakteristik
media juga dapat dilihat menurut kemampuannya membangkitkan rangsangan
seluruh alat indera. Dalam hal ini Kemp (1975)
menyatakan, pengetahuan mengenai karakteristik
media pembelajaran sangat penting artinya untuk pengelompokan dan
pemilihan media. Karakteristik media merupakan dasar
pemilihan media yang disesuaikan dengan
situasi belajar tertentu. (Sadiman, dkk, 1990).
Ada tiga
karakteristik media berdasarkan petunjuk
penggunaan media pembelajaran untuk mengantisipasi
kondisi pembelajaran di mana guru tidak
mampu atau kurang efektif dapat melakukannya. Ketiga karakteristik
atau ciri media pembelajaran tersebut adalah:
1. Ciri fiksatif, yang menggambarkan
kemampuan media untuk merekam, menyimpan,
melestarikan, dan
merekonstruksi suatu peristiwa atau obyek.
2. Ciri manipulatif, yaitu
kemampuan media untuk mentransformasi suatu
obyek,
kejadian atau
proses dalam mengatasi masalah ruang dan
waktu. Sebagai contoh,
misalnya proses
larva menjadi kepompong dan kemudian menjadi kupu-kupu dapat
disajikan dengan waktu
yang lebih singkat (atau dipercepat dengan teknik time-lapse
recording).
Atau sebaliknya, suatu kejadian / peristiwa
dapat diperlambat
penayangannya
agar diperoleh urut-urutan yang jelas dari
kejadian / peristiwa
tersebut.
3. Ciri distributif, yang
menggambarkan kemampuan media untuk mentransportasikan
obyek atau
kejadian melalui ruang, dan secara
bersamaan kejadian itu disajikan
kepada sejumlah besar
siswa, di berbagai tempat, dengan stimulus pengalaman yang
relatif sama mengenai
kejadian tersebut.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa ciri – ciri media pembelajaran:
1. Media dapat merekam dan merekonstruksi
peristiwa.
2. Media dapat
memanipulasi waktu, tempat, dan dimensi
fisik obyek yang
dipelajari.
3. Media dapat
mendistribusikan pengalaman belajar dalam
berbagai setting
lingkungan.
Menurut Daryanto daloam bukunya
Media Pembelajaran ada beberapa tinjauan tentang landasan penggunaan media
pembelajaran, antara lain landasan filosofis, psikologis, tekhnologis, dan
empiris.
- Landasan Filosofis
Didalam landasan filosofis ini
terdapat suatu pandangan bahwa “dengan digunakannya berbagai jenis media hasil
tekhnologi baru didalam kelas, akan berakibat proses pembelajaran yang kurang
manusiawi”. Tetapi pendapat tersebut mendapatkan suatu sanggahan bahwa dengan
adanya berbagai media pembelajaran, siswa dapat mempunyai banyak pilihan untuk
menggunakan media yang lebih sesuai dengan karakteristik pribadinya. Dengan
kata lain, siswa dihargai harkat kemanusiaannya dan diberi kebebasan untuk
menentukan pilihan, baik cara maupun alat belajar sesuai dengan kemampuannya.
Pemakalah sendiri mempunyai pendapat
yang sama dengan Daryanto, bahwa yang terpenting adalah dilihat dari bagaimana
pandangan guru sendiri terhadap siswa dalam proses pembelajaran. Jika guru menganggap
siswa sebagai anak manusia yang memiliki kepribadian, harga diri, motivasi, dan
memiliki kemampuan pribadi yang berbeda dengan yang lain maka baik menggunakan
media hasil teknologi baru maupun tidak, proses pembelajaran yang dilakukan
harus tetap menggunakan pendekatan humanis.
- Landasan Psikologis
Landasan psikologis sangat penting
dipertimbangkan dalam penggunaan media pebelajaran, karena persepsi siswa juga
sangat mempengaruhi dalam menentukan hasil belajar. Oleh sebab itu,
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penjelasan persepsi, hendaknya
diupayakn secara optimal agar proses pembelajaran dapat berjalan secara
efektif. Hal-hal yang perlu diperhatikan menurut Daryanto adalah:
- Diadakan pemilihan media yang tepat sehingga dapat menarik perhatian siswa dan memberikan kejelasan objek yang diamatinya.
- Bahan pembelajaran yang akan diajarkan disesuaikan dengan pengalaman siswa.
Dalam hal psikologis, anak akan
lebih mudah mempelajari hal yang bersifat konkrit, ada beberapa pendapat dari
beberapa ahli, diantaranya:
- Menurut Jerome Bruner, ada tiga tingkatan utama modus belajar, yaitu pengalaman langsung (enactive), pengalaman piktorial atau gambar (iconic), dan pengalaman abstrak (symbolic). Menurut Bruner, hal tersebut berlaku tidak hanya untuk anak tetapi juga untuk orang dewasa.
- Menurut Charles F. Haban, nilai dari media terletak pada tingkat realistiknya dalam proses penanaman konsep. Beliau membuat jenjang berbagai jenis media mulai dari yang paling nyata ke paling abstrak.
- Menurut Edgar Dale, tingkatan pengalaman pemerolehan hasil belajar digambarkan sebagai suatu proses komunikasi. Materi yang ingin disampaikan dan diinginkan siswa dapat menguasainya disebut sebagai pesan. Guru sebagai sumber pesan menuangkan pesan kedalam symbol-simbol tertentu (encoding) dan siswa sebagai penerima menafsirkan symbol-simbol tersebut sehingga dipahami sebagai pesan (decoding).
Landasan Teori Media Pembelajaran
Ada
beberapa tinjauan tentang landasan penggunaan media pembelajaran, antaralain
landasan filosofis,psikologis,teknologis dan empiris.
A.
Landasan filosofis
Ada suatu
pandangan bahwa dengan disunakannya berbagai jenis media hasil teknologi baru
didalam kelas, akan berakibat prosespembelajaran yang kurang manusiawi. Dengan
kata lain, penerapan teknologi dalam pembelajaaran akan terhadi dehumanisasi.
Benarkah pendapat tersebut? Bukankah dengan adanyaberbagai media pembelajaran
jjustru siswa dapat mempunyai banyak pilihan untuk digunakan media yang lebih
sesuai dengan karakteristik pribadinya? Dengan kata lain, siswa dihargai harkat
kemanusiaannya diberi kebebasan untuk menentukan pilihan, baik cara maupun alat
belajar sesuai dengan kemampuannya. Dengan demikian, penerapan teknologis tidak
berarti dehumanisasi.
B.
Landasan psikologis
Kajian
psikologis menyatakan bahwa anak akan lebih mudah mempelajari hal yang konkrit
ketimbang yang abstrak. Berkaitan dengan hubungan konkrit-abstrak dan kaitannya
dengan penggunaan media pembelajaran, ada beberapa pendapat antara lain:
Pertama, Jerome Brunner, mengemukakan bahwa dalam proses pembelajaran
hendaknya menggunakan urutan dari belajar dengan gambaran atau film (iconic representation of experience)
kemudian ke belajar dengan symbol, yaitumenggunakan kata-kata (symbolic reperetation). Menurut
Brunner, hal ini juga berlaku tidak hanya untuk anak tetapi juga untuk orang
dewasa.
Kedua,Charles F. Haban, mengemukakan bahwa sebenarnya nilai dari
media terletak pada tingkat realistiknya dalam proses penanaman konsep, ia
membuat jenjang berbagai jenis media mulai yang paling nyata keying paling
abstrak.
Ketiga, Edgar Dale, membuat jenjang kongkrit-abstrak dengan dimulai
dari siswa yang berpartisipasi dalam pengalaman nyata, kemudianmenuju
siswasebagai pengamat kejadian nyata, dilanjutkan ke siswa sebagai pengamat
terhadap kejadianyang disajikan dengan
media, dan teraakhir siswa sebagai pengamat kejadian yang disajikan
dengan symbol. Jenjang konkrit-abstrak ini ditunjukkan dengan bagan dalam
bentuk kerucut pengalaman (cone of
experiment)
C.
Landasan teknologis
Teknologi
pembelajaran adalah teori dan praktek perancangan pengembangan, penerapan,
pengelolaan, dan penilaian proses dan sumber belajar. Jadi, teknologi
pembelajaran merupakan proses kompleks dan terpadu yang melibatkan orang,
prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari
cara pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengelola pemecahan
masalah-masalah dalam situasi dimana kegiatan belajar itu mempunyai tujuan dan
terkontrol. Dalam teknologi pembelajaran, pemecahan masalah dilakukan dalam
bentuk: kesatuan komponen-komponen sistem pembelajaran yang telah disusun
dalamfungsi disain atau seleksi, dan dalam pemanfaatan serta dikombinasikan
sehingga menjadi sistem pembelajaran yang lengkap.
D.
Landasan empiris
Temuan-temuan penelitian menunjukkan
bahwa terdapat interaksi antara penggunaan media pembelajaran dan karakteristik
belajar siswa dalam menentukan hasil belajar siswa. Artinya, siswa akan
mendapat keuntungan yang signifikan bila ia belajar dengan menggunakan media
yang sesuai dengan karakteritistik tipe atau gaya belajarnya. Siswa yang
memiliki tipe belajar visual akan lebih memperoleh keuntungan bila pembelajaran
menggunakan media visual, seperti gambar, diagram,video, atau film. Sementara
siswa yang memiliki tipe belajar auditif, akan lebih suka belajar dengan media
audio, seperti radio,rekaman suara, ceramah guru. Akan lebih tepat dan
menguntungkan siswa dari kedua tipe belajar tersebut jika menggunakan media
audio-visual, berdasarkan landasan rasional empiris tersebut, maka pemilihan
media pembelajaran hendaknya jangan atas dasar kesukaan guru, tetapi harus
memperimbangkan kesesuaian antara karakteristik pebelajar, karakteristik mata
pelajaran, dan karakteristik media itu sendiri.
0 komentar:
Posting Komentar